B. Pemalsu Kartu Kredit Beli Data pada
Peretas Luar Negeri
Kamis,
30 Mei 2013 | 17:09 WIB
JAKARTA,
KOMPAS.com – Empat tersangka kasus pemalsuan kartu kredit yang melakukan
pencurian di sejumlah toko mendapatkan data dari peretas yang ada di luar
negeri. Mereka bergabung dalam salah satu forum chatting lalu membeli data
tersebut dengan nilai harga yang bervariasi.
Wakil
Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Hari
Santoso menuturkan, berdasarkan penyelidikan, peretas memasukan virus atau
malware ke sistem komputer toko berinisial BS dengan mencuri data yang ada.
Hari mengatakan, virus bisa masuk dalam komputer toko BS karena komputer di
sana tidak hanya digunakan untuk transaksi jual beli tetapi untuk membuat
kegiatan data lain.
”
Si penyerang ini (peretas), posisinya saat dilakukan pelacakan IP Adress-nya
ada di luar negeri semua, seperti di Jerman, ada di Prancis, ada di China, dan
ada di beberapa negara bagian Amerika,” kata Hari di Mapolda Metro Jaya, Kamis
(30/5/2013).
Setelah
mencuri data, peretas itu kemudian menjual data tersebut melalui forum
chatting. Para tersangka pemalsu kartu kredit itu kemudian bergabung dalam
komunitas forum tersebut dan menjadi member. Mereka lalu membeli hasil data
curian itu kepada para peretas.
”
Satu data kartu kredit ataupun satu data kartu debit itu dijual hampir 20
sampai 50 USD. Yang kita temukan di laptop tersangka ini, setiap laptop dari
empat tersangka ini memuat ribuan data kartu kredit maupun kartu debit,” ujar
Hari.
Baru
setelah mendapatkan data dari peretas, tersangka melancarkan aksinya. Sampai
akhirnya, pihak perbankan menemukan kejanggalan transaksi dari aksi para
pelaku.
”
Dari pihak bank melakukan analisa transaksi juga, dan melakukan kroscek kepada
pemilik kartu kredit dan kartu debit. Setelah dikonfirmasi, memang ternyata
betul transaksi-transaksi itu tidak pernah dilakukan pemilik kartu,” ujar Hari.
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan jika anda yang ingin komentar, namun tolong gunakan bahasa yang sopan